Beranda > ISU POPULER, KESEHATAN > Virus Corona dari Perspektif Orang yang Percaya Alkitab

Virus Corona dari Perspektif Orang yang Percaya Alkitab


(Berita Mingguan GITS 7 Maret 2020, penulis: Dr. Steven E. Liauw)

Dalam beberapa bulan terakhir, dunia digoncangkan oleh munculnya penyakit baru, yang pertama dideteksi di Wuhan, Cina. Penyakit yang menyerang saluran pernapasan ini disebabkan oleh virus yang disebut virus corona (karena bentuknya yang dalam penampakan mikroskop mirip dengan mahkota), dan akhirnya diberi nama Covid-19. Sampai dengan saat ini, sudah lebih dari 100.000 orang sedunia dikonfirmasi terkena virus ini, dengan lebih dari 3.000 kematian.

Virus ini telah menyebabkan banyak kepanikan, sehingga ada orang-orang yang memborong masker, sembako, tisu, dan banyak lagi. Banyak acara yang sudah ditangguhkan atau dibatalkan. Di Indonesia sendiri, sampai dengan saat ini, ada empat kasus yang sudah dikonfirmasi.

Bagaimanakah seorang Kristen menanggapi munculnya virus ini? Berikut beberapa poin:

1. Munculnya Covid-19 mengingatkan orang percaya bahwa kita hidup di dunia yang sudah jatuh dalam dosa.

Banyak orang bertanya, dari mana asalnya virus, bakteri, ataupun patogen-patogen lainnya? Apakah Tuhan menciptakan itu semua?

Memang Tuhan menciptakan seluruh dunia dan segala isinya, tetapi Tuhan menciptakan semuanya dalam kondisi yang sangat baik (Kej. 1:31). Tidak ada sakit penyakit ataupun kematian. Tetapi kondisi ini tidak bertahan lama, karena manusia pertama, yaitu Adam, jatuh ke dalam dosa. Ketika Adam jatuh ke dalam dosa, seluruh umat manusia jatuh bersama dengan dia, dan juga dunia ciptaan jatuh, karena dunia ciptaan sudah diberikan ke bawah kuasa manusia. Sejak kejatuhan dalam dosa, maka dunia tidak lagi bebas dari kesakitan dan kematian. Tuhan berkata bahwa akan ada sakit bersalin (Kej. 3:16) bagi perempuan. Akan ada semak duri dan rumput duri (Kej. 3:18). Ini mengindikasikan adanya perubahan DNA pada makhluk hidup, karena tanaman yang tadinya tidak menghasilkan duri, menjadi menghasilkan duri. [Duri sebenarnya adalah modifikasi dari daun atau batang tanaman]. Perubahan DNA ini pastinya terjadi pada makhluk hidup lainnya, termasuk bakteri, jamur, dll. Sejak saat itulah maka ada makhluk hidup yang menyebabkan kesakitan pada manusia, yang kita sebut patogen. Sejak saat itu ada bakteri, virus, parasit, jamur, dll., yang membahayakan manusia. Mengapa Tuhan mengizinkan hal-hal ini terjadi? Mengapakah kejatuhan Adam mengharuskan kutukan pada dunia? Karena, alternatifnya lebih mengerikan. Bayangkan jika setelah Adam jatuh dalam dosa, dunia tetap “sempurna.” Maka manusia tidak akan tahu bahwa ada yang salah dengan dirinya. Ia tidak akan merasa perlu menyelesaikan masalah utamanya, yaitu dosa, dan menjadi keselamatan. Tuhan mengizinkan adanya kesakitan dalam dunia yang sudah berdosa ini, sebagai pengingat bahwa dunia ini telah memberontak dari Penciptanya, dan suatu hari akan dibinasakan. Tugas utama setiap manusia adalah untuk kembali diperdamaikan dengan sang Pencipta.

2. Munculnya Covid-19 mengingatkan orang percaya bahwa tidak ada yang pasti dalam kehidupan ini, dan bahwa hidup manusia sebentar saja.

Banyak orang yang panik menghadapi Covid-19, terutama karena manusia memang cenderung takut terhadap apa yang belum ia pahami. Covid-19 adalah ancaman baru, dan masih belum dipahami sepenuhnya, sehingga ada banyak ketidakpastian. Saat ini, Covid-19 memiliki angka mortalitas sekitar 3%. Artinya sekitar 3% orang yang dikonfirmasi terkena Covid-19, meninggal. Sebenarnya, persentase-nya bisa jadi jauh lebih kecil, karena sangat mungkin ada banyak orang yang terkena Covid-19 yang tidak menimbulkan gejala, atau yang gejalanya ringan, sehingga tidak memeriksakan diri. Jauh lebih banyak orang yang mati karena influenza, demam berdarah, ataupun serangan jantung. Sebenarnya, adanya Covid-19, tidak perlu membuat orang percaya menjadi panik, tetapi justru mengingatkan semua manusia, bahwa hidup ini sebentar saja. Tidak seorang pun tahu kapan hari matinya, tetapi semuanya pasti mati. Jadi, yang perlu dipersiapkan terutama, bukanlah masker, tetapi keselamatan jiwa. Sudahkah anda diselamatkan dari dosa? Hanya ada satu jalan penyelamatan dari dosa, yaitu melalui kebenaran yang disedikan oleh Yesus Kristus saat Ia mati menggantikan manusia menanggung hukuman dosa di atas kayu salib. Jika anda mati hari ini, entah karena Covid-19 ataupun 1001 hal lainnya, apakah anda akan mati dalam Tuhan, atau mati dalam dosa?

3. Munculnya Covid-19 mengingatkan orang percaya bahwa Firman Tuhan selalu benar dan manusia tidak boleh sombong.

Alkitab mencatat bahwa salah satu hukuman Tuhan pada masa Kesusahan Besar nanti adalah penyakit sampar. Bahkan penyakit sampar akan menjadi salah satu hukuman yang mematikan seperempat populasi manusia (Wahyu 6:8). Memang Covid-19 bukanlah menggenapi nubuat ini, karena nubuat ini baru akan digenapi setelah Tuhan Yesus datang menjemput orang-orang percaya (Rapture), dan dunia masuk ke periode yang disebut Kesusahan Yakub atau Masa Kesusahan (Tribulation). Namun, Covid-19 mengingatkan kita bahwa apa yang Tuhan firmankan ini pasti terjadi. Manusia cenderung sombong dengan pencapaiannya, entah itu dalam teknologi maupun kemajuan medis. Memang kita mengucap syukur untuk berbagai kemajuan medis yang tersedia hari ini. Tetapi ketika manusia menggunakan berkat-berkat Tuhan ini justru untuk melawan Tuhan (aborsi, transgender, cloning manusia, dll.), dan merasa diri sudah hebat dan tidak terkalahkan, maka hanya perlu satu virus kecil untuk menyentakkan manusia kembali kepada realita bahwa ia lemah. Manusia itu darah dan daging. Celakalah manusia yang mengandalkan kehebatan dirinya. Pemerintah-pemerintah merasa diri berkuasa, dan bahkan mau melawan Tuhan. “Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya: “Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!” Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka. Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nya dan mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya” (Maz. 2:2-5).

Kita sebagai orang percaya, justru harus semakin dikuatkan dalam iman kepada Firman Tuhan, dan terus menjalankan kehendak Tuhan dalam hidup ini.

Sumber: Blog Graphe

  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: