GEREJA-GEREJA YANG SALAH MENAFSIRKAN ALKITAB
GEREJA-GEREJA YANG SALAH MENAFSIRKAN ALKITAB
Buletin Pedang Roh Edisi-107
Editor: DR. SUHENTO LIAUW
https://drive.google.com/file/d/1wGW24Lug_1VWo2SPHXyHohYSEBJFDIEN/view?usp=sharing
Tema utama buletin Pedang Roh Edisi-107 ialah DUA KATEGORI KESESATAN, yaitu KELUAR DARI ALKITAB dan SALAH MENAFSIRKAN ALKITAB. Di dalam buletin ini juga ada artikel tentang kesesatan pertama yaitu KELUAR DARI ALKITAB. Dan sekarang kita akan membahas tentang kategori Kesesatan kedua yaitu SALAH MENAFSIRKAN ALKITAB.
Kelompok Gereja yang saya kelompokkan ke dalam kategori ini ialah gereja yang percaya Alkitab terdiri dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu yang tidak menambahi dengan kitab apapun dan juga tidak percaya pada wahyu lisan dalam bentuk apapun, namun salah menafsirkan ayat-ayat Alkitab. Ini adalah kelompok gereja yang berseru-seru SOLA SCRIPTURA (only scripture) atau HANYA ALKITAB saja, tetapi mereka tersesat karena kesalahan penafsiran ayat-ayat Alkitab.
Cara Menafsirkan Alkitab
Sebelum menilai seseorang seharusnya tahu dulu secara ringkas aturan-aturan penafsiran Alkitab yang utama. Saya sudah menulis sebuah buku yang berjudul CARA MENAFSIR ALKITAB, namun terlalu panjang untuk dimuat ke dalam artikel sebuah buletin. Secara ringkas saya sampaikan di sini hal-hal yang tidak boleh dilanggar.
[1] Kesimpulan yang benar harus harmonis dengan SEMUA ayat Alkitab dari kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu, tidak boleh ada satu ayat pun yang tidak cocok. Prinsip utama ini karena Alkitab walau penulisnya banyak tetapi diilhamkan Allah, maka tak mungkin saling bertentangan.
[2] Ayat Alkitab akan saling menjelaskan, artinya jika di bagian tertentu tidak jelas maka biarkanlah bagian lain dari Alkitab yang menjelaskannya.
[3] Perhatikan Hakekat Perbedaan Zaman. Dispensationalisme adalah pembagian zaman yang harus dipahami, sekurang-kurangnya perbedaan PL & PB.
[4] Perhatikan Konteks masalah yang sedang dibicarakan melalui ayat-ayat sebelum dan sesudahnya.
[5] Penafsiran harus literal, grammatical dan plenary. Tidak boleh menafsirkan secara alegoris kecuali tidak masuk akal secara literal. Tentu memperhatikan gaya bahasa, idiom, dll.
Lima aturan ringkas penafsiran tersebut jika diperhatikan sesungguhnya sudah cukup untuk penafsir Alkitab yang tulus apalagi jika melakukannya dengan rendah hati dan sikap yang memohon tuntunan Roh Kudus.
Kesalahan Pada Doktrin Utama
Berikut ini kita amati beberapa denominasi gereja yang salah menafsirkan Alkitab.
{1} Penghujat-penghujat Jehovah, ini nama yang cocok untuk mereka bukan Saksi-saksi Jehovah, telah sangat salah menafsirkan Alkitab. Mereka sengaja melanggar aturan penafsiran yang disebut di atas [1] yaitu semua ayat Alkitab harus harmonis. Mereka sengaja hanya menekankan ayat-ayat yang menunjukkan aspek kemanusiaan Yesus Kristus di saat Dia mengosongkan diri menjadi manusia. Saya sudah menulis sebuah buku yang berjudul BAHAYA SAKSI JEHOVAH, bahwa mereka sangat berbahaya dan sebenarnya bukan Saksi Jehovah melainkan penghujat Jehovah.
Karena mereka sengaja hanya mau memandang ayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus saja, maka kesimpulan mereka ialah bahwa Yesus bukan Allah. Ketika kita tunjukkan kepada mereka ayat yang terang-terangan menyatakan keillahian Yesus, mereka meng-counter dengan menunjukan balik ayat yang menunjukkan Yesus manusia. Padahal memang benar bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia.
Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan KEMULIAAN YANG KUMILIKI DI HADIRAT-MU sebelum dunia ada (Yoh 17:5).
Sulit sekali bagi mereka untuk menerima bahwa Yesus memiliki kemuliaan sebelum dunia ada. Bahwa Dia SETARA dengan Bapa.
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap KESETARAAN DENGAN ALLAH itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (Fil.2:5-6).
Bidat satu ini terang-terangan melanggar cara penafsiran Alkitab poin [1] yaitu bahwa kesimpulan harus cocok dengan semua ayat Alkitab.
{2} John Calvin salah menafsirkan ayat Alkitab, sehingga menghembuskan doktrin PREDESTINASI ke dalam kekristenan. Laurence M. Vance dalam bukunya yang berjudul The Other Side of Calvinism, membuat pernyataan bahwa Calvinisme atau doktrin Predestinasi itu wabah atau pandemi yang menghantam kekristenan.
Kesalahan Calvin ialah menekankan kedaulatan Allah (Sovereignty of God) amat sangat dan mengabaikan total kemampuan berpikir dan kehendak bebas manusia. Hasil akhirnya sudah bisa diduga yaitu Allah sebagai pemegang remote control dan manusia jadi robot yang diatur seluruh pergerakannya bahkan hingga pemikirannya.
Efek dari kesalahan penafsiran Calvin menyebabkan dia harus menyimpulkan bahwa semua kejahatan yang terjadi di bumi sepanjang masa disebabkan oleh Allah. Filsafat Calvinisme tidak bisa berhenti sampai dia menyimpulkan bahwa kejatuhan Adam adalah rancangan Allah sendiri. Kesimpulan Calvin membuat semua orang yang berakal sehat terperanjat, dan kaget.
Namun kesimpulan tersebut tak bisa dihindarkan ketika penafsir Alkitab gagal melihat aspek makhluk yang disebut manusia yang diciptakan segambar dan sepeta dengan Allah. Ketika Tuhan berkata bahwa Ia mau menciptakan manusia yang segambar (tselem) dan sepeta (demuth) dengan diriNya. Teslem ini menunjuk pada bentuk, bahwa manusia itu bentuknya sama dengan Allah, sedangkan demuth itu di bahasa Inggris diterjemahkan likeness yaitu keserupaan atau kesamaan dengan Allah. Maka, terciptalah manusia, makhluk yang sama seperti Allah yang tentu hanya tidak memiliki kemampuan seperti Allah. Manusia bukan hanya mampu berpikir bahkan mampu menciptakan satelit, tetapi tidak mampu menciptakan planet dan bintang.
John Calvin gagal memahami banyak ayat yang menunjuk pada manusia yang mampu berpikir dan mengambil keputusan untuk dirinya dengan bebas. Dia bermaksud merendahkan manusia dan meninggikan Allah, namun hasilnya malahan sangat merendahkan dan memfitnah Allah ketika ia menyatakan bahwa semua kejahatan yang terjadi itu karena ditetapkan Allah. Coba renungkan dengan akal budi yang diciptakan Allah.
Kesalahan penafsiran yang dilakukan Calvin sangat bertentangan dengan akal sehat, karena bagaimana bisa masuk akal bahwa Allah yang maha baik, yang mengasihi manusia hingga mengutus AnakNya yang tunggal untuk dihukumkan bagi manusia, bahwa Dia juga yang menetapkan semua dosa dan kejahatan?
Kesalahan yang dilakukan oleh John Calvin hampir sama dengan yang dilakukan oleh Penghujat-penghujat Jehovah, yaitu hanya memerhatikan ayat-ayat tertentu dan mengabaikan ayat-ayat lain yang bertentangan dengan kesimpulannya, cara penafsiran poin [1].
{3} Kesalahan penafsiran kelompok gereja yang muncul dari Gerakan Azusa Street. Penafsiran mereka tentang KPR pasal 2, Markus 16, 1Kor.12, menyebabkan pintu gereja mereka terbuka sehingga iblis masuk dan mengobrak-abrik seluruh doktrin mereka.
KPR 2:16 dst, nubuatan nabi Yoel yang dikutip Rasul Petrus, disikapi oleh mereka sebagai nubuatan Petrus tentang zaman sekarang. Padahal maksud Petrus pada saat hari Pentakosta itu ialah mereka sedang menggenapi nubuatan nabi Yoel. Mereka gagal memahami cara penafsiran nomor [3], yaitu tentang DISPENSATIONALISM, bahwa ada perbedaan approach pada tiap zaman yang berbeda. Pada hari Pentakosta janji pencurahan Roh Kudus yang dinubuatkan Yoel sudah terlaksana, sedangkan yang terjadi di Azusa Street itu kegiatan roh iblis.
Mereka menafsirkan Markus 16 bahwa karunia-karunia di pasal tersebut akan menyertai setiap orang percaya. Padahal di 2 Kor 12:12 sudah ada penjelasan bahwa karunia melakukan mujizat adalah karunia yang menjadi tanda kerasulan. Artinya, ketidakjelasan yang di Markus 16 sudah dibuat jelas di 2 Kor 12:12, itu Karunia khusus untuk RASUL.
Ditambah lagi dengan penafsiran yang salah terhadap 1 Kor.12 tentang berbagai karunia Roh, menyebabkan mereka mengejar sesuatu yang sudah tidak Tuhan berikan karena masa para Rasul dan masa penulisan Alkitab sudah selesai. Seperti saya katakan di atas bahwa penafsiran mereka yang salah telah menyebabkan mereka membuka pintu gereja mereka dan roh iblis mendobrak masuk.
Lihatlah dan amatilah, ada banyak aktivitas roh iblis terjadi di kalangan mereka, dan parahnya ialah mereka menyangka itu aktivitas Roh Kudus. Bahkan gara-gara salah menafsirkan ayat-ayat Alkitab itu telah menyeret mereka sampai pada posisi kesesatan kategori satu yaitu ada firman Tuhan di luar Alkitab. Mereka tidak menyadari posisi mereka karena iblis mematikan akal sehat mereka dengan menggiring mereka pada keyakinan bahwa urusan rohani jangan pakai akal budi.
Mereka percaya mimpinya dari Tuhan, lalu ketika dikonfrontasi bahwa mimpi mereka itu salah satu pewahyuan dan itu firman Tuhan? Biasanya mereka menjadi bengong. Terlebih hebat lagi ada yang percaya bahwa pendetanya didatangi Tuhan dan Tuhan berfirman, misalnya menyuruh dia menghardik virus. Berarti selain Alkitab Tuhan juga berfirman kepada dia, dan perintah menghardik virus itu firman Tuhan, dan itu adalah firman Tuhan yang di luar Alkitab.
Kesalahan penafsiran pada perikop-perikop tersebut di atas efeknya terhadap Kekristenan sangat dahsyat kefatalannya. Iblis masuk ke dalam Kekristenan membajak nama Yesus dan Roh Kudus, bahkan ada yang sangat ekstrim sampai tak bisa dibedakan dari dukun Tatung yang kerasukan.
{4} Kesalahan penafsiran di sekitar masalah pembaptisan. Ada kelompok gereja yang salah menafsirkan ayat-ayat yang berhubungan dengan baptisan dan keselamatan.
15 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. 16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum (Mar. 16:15-16).
Mereka salah menafsirkan ayat tersebut sehingga mengajarkan bahwa diperlukan baptisan untuk masuk Sorga. Padahal ayat tersebut tidak mengajarkan bahwa untuk selamat perlu dibaptis melainkan orang percaya itu memperlihatkan kepercayaannya melalui baptisan. Oleh sebab itu yang akan dihukum adalah orang yang tidak percaya bukan orang yang tidak dibaptis.
Kesalahan ini terjadi karena melanggar aturan penafsiran yang pertama [1] yaitu harus mempertimbangkan bukan hanya sebagian ayat melainkan semua ayat Alkitab, dan juga peraturan penafsiran [2] bahwa apa yang tidak jelas di bagian tertentu akan mendapat penjelasan di bagian lain. Di bagian lain Alkitab menyatakan bahwa keselamatan hanya melalui iman, dan Tuhan sendiri sudah menggaransi orang yang tidak dibaptis namun yang percaya kepadaNya pasti akan bersamaNya di Firdaus.
Kesalahan penafsiran bahwa baptisan diperlukan untuk keselamatan bukan kesalahan kecil. Kesalahan ini membawa akibat fatal karena bisa membawa akibat menuju Neraka. Iblis super dahsyat liciknya, dia berusaha keras menyimpangkan jalan keselamatan. Dia pernah mengacaukan Kain melalui menghasutnya agar tidak mempersembahkan domba melainkan hasil tanaman.
Ibadah simbolik sederhana dengan domba di atas mezbah adalah upacara simbolistik yang merujuk pada salib yang di masa depan. Sedangkan pembaptisan yang memasukkan orang ke dalam air dan ditarik keluar adalah upacara simbolistik yang mengingatkan orang yang sudah diselamatkan pada salib yang di masa lampau. Tidak ada satu orang PL pun yang masuk Sorga karena mezbah dan domba, demikian juga tidak ada satu pembaptisan pun yang membuat orang masuk Sorga. Orang yang mengajarkan bahwa masuk Sorga perlu baptisan itu sama seperti orang PL yang mengajarkan masuk Sorga perlu buat mezbah dan domba.
Keselamatan itu anugerah, dan hanya perlu disambut dengan iman. Tidak boleh ada andil manusia sedikit pun, karena jika ada andil manusia yang walau hanya sedikit maka itu tidak murni HANYA anugerah Allah, melainkan ada sedikt jasa manusia. Keselamatan itu anugerah yang hanya perlu diterima, itupun bukan terima dengan tangan, melainkan terima dengan hati. Jika baptisan diperlukan untuk keselamatan, maka di situ ada jasa si pelaksana pembaptisan. Camkanlah.
Kesimpulan:
Sesungguhnya masih ada banyak contoh kesalahan penafsiran ayat-ayat Alkitab. Karena kolom buletin ini sedikit maka tak mungkin bisa membahas semuanya. Empat model kesalahan penafsiran yang dibahas ini hanya contoh saja, untuk membantu pembaca melihat betapa kesalahan penafsiran ayat-ayat Alkitab bisa membawa akibat negatif yang sangat amat dahsyat.
Kiranya melalui artikel ini, bahkan buletin ini, orang Kristen tersentak karena menyadari betapa berbahayanya kesalahan penafsiran ayat-ayat Alkitab, dan betapa banyaknya denominasi yang salah menafsirkan Alkitab. Selalu menyelidiki Alkitab dengan hati yang mencari kebenaran, dengan memakai akal sehat yang Tuhan berikan. Tentu harus selalu meminta tuntunan Roh Kudus, agar dihindarkan dari ajaran-ajaran yang sesat dan dipertemukan dengan ajaran yang benar dan alkitabiah.***
Komentar Terbaru